Kecemasan yang telah berhari-hari menghantui terjawab sudah. “Siapa mereka yang akan menjadi teman
sekelasku?”, “Apa aku bisa punya teman?”, “Sepertinya mereka pinter-pinter“. Pertanyaan seperti itu lah yang selalu ada di pikiran kami sebelum bertemu. Hari
itu, tepat pukul 8 pagi di lantai 10 ruang 1001, kami dipertemukan untuk pertama kalinya dan
bertatap muka dengan seluruh anggota Fortresser. Ya, Fortresser, sebut
saja kami dengan nama itu. Nama yang kami sepakati sebelum kami bertatap muka
satu sama lain, yang merupakan singkatan dari “Forty Two
Reach Success Together” sebagai doa baik bagi perjalanan kebersamaan kami selama 2,5 tahun kedepan.
Memakai kemeja putih dan bawahan
hitam yang diharuskan, kami datang dengan wajah-wajah polos dan dingin. Tak
tau mengapa delapan anggota Fortresser laki-laki duduk berdekatan dan memberi jarak dengan 29 perempuan lainnya. Masih teringat saat pertama kali melewati
pintu kelas, lalu melihat teman-teman baru, ya suasananya cukup diam dan
dingin. Hanya ada suara perkenalan dan jabat tangan di antara kami. Malu-malu
ingin mengajak bicara. Pembimbing kami di hari itu pun masuk
kelas, menurut beliau kami kelas yang berbeda dengan kakak kelas kami
sebelumnya, kami yang terkesan paling dingin. Jika ditanya kami akan malu-malu menjawab. Suasana pun terasa begitu asing.
Kelas dibuka dengan perkenalan
diri (nama, daerah asal, sekolah dan alasan masuk PPA). Ada yang berasal
dari Pulau Sumatra, Jawa, Bali hingga Kalimantan. Ada satu jawaban unik yang
masih teringat hingga saat ini, ketika Duta mengutarakan alasan mengapa ia
masuk PPA “Karena mau ketemu koko ganteng“ sontak hal itu mencairkan suasana
kelas baru kami. Setelah perkenalan diri, kami mendapat break pagi pertama kami.
Lalu diajak oleh pembimbing kami berkeliling BLI (BCA Learning Institute), gedung yang akan menjadi tempat belajar kami, melihat fasilitas yang akan menunjang proses belajar mengajar kami, tetapi
masih saja malu-malu untuk saling mengajak ngobrol hehehe…. Akhirnya tiba saatnya untuk makan siang, dan untuk pertama kalinya kami bertemu kakak kelas kami di ruang makan
dan jelas kami benar benar terlihat seperti anak baru karena pakaian kami yang khas.
Sehabis makan, kami melakukan foto untuk Id Card kami. Sembari menunggu giliran untuk foto, kami memainkan beberapa game di Energizing Room. Disinilah canda dan
tawa mulai tumbuh di antara kami. Dan waktu terus bergulir, rasanya hari itu begitu
cepat dan ditutup dengan foto bareng kami ber-37 dengan pembimbing kami.
Sekali lagi, kenangan Satu Hari
di Bulan Agustus itu adalah bagian kenangan yang tak pernah terlupakan. Tatap
muka pertama, jabatan pertama, orang pertama yang kami masing-masing
kenal, canda dan tawa pertama, teman sebangku pertama, foto bareng pertama, hingga saat ini Fortresser yang dulunya malu-malu telah melewati satu cawu bersama. Bukan hanya
kebahagiaan yang kami rasakan bersama, kami juga sepakat untuk berjuang bersama
hingga akhir. Inilah kami... Bergandeng tangan, saling merangkul, berjalan bersama, melihat kemegahan dunia, untuk mencapai sebuah tujuan akhir yang sama.
“Walking with a friend in the
dark is better than walking alone in the light”
Aaaa... Lope lope sm yg nulis πππ
BalasHapuscieee... makasih ya hehe.. Pantengin terus ya blognya
Hapus