Bila aku langit dan kau laut
apakah yang menjadi batasnya?
bila aku laut dan kau langit
bagaimana cara membedakannya?
bila langit dan laut adalah kita
siapa akan lebih dulu tiba?
kita langit dan laut yang dipertemukan,
bukan untuk saling mendahului
tapi untuk saling menguatkan
oleh laut dan langit kita dipersatukan
hanya untuk memahami perjuangan
aku menyelam dalam lautmu
untuk menjadi langit bagi kesedihanmu
dan hatimu yang halus menjadi langit luas
bagi perjalananku
di lautmu duka selalu serupa burung,
mencari langit yang lain
atau yang mungkin
“aku percaya: langit paling luas
ialah hati tanpa kebencian
maka, jadilah engkau laut
yang membebaskanku dari kesulitan.”
Detik detik perlahan berganti, satu, satu,
satu, aku dan kamu lewati. Empat biliun detik yang lalu, di bulan itu, aku,
kamu, dia; Kita bagai pelangi dengan segala warna. Bertengger dalam jiwa yang
sesak dengan mimpi, cita, dan ego. Kita, 37 elang dari penjuru negeri, dipertemukan
dalam sebuah ruangan di lantai 10 itu, masih ingatkah kau, kawan? kita bahkan
tak saling mengenal.
Ingat apa yang kita lalui sejauh ini?
Jam mandiri pertama yang kita lalui dengan
penuh kepolosan. Di siang itu, ada buku yang tak pernah kita lepaskan. Kawan,
wajahmu sungguh serius menatap pergeseran kurva demand dan supply. Minggu
pertama menjelang ujian matematika, kita semua bertingkah dingin; sibuk mencari
jawaban dari soal yang bahkan belum kita dapatkan materinya. Hari hari
menjelang ujian bisnis yang pertama, semua mata sibuk menatap ke buku
bertuliskan Wall street itu. Oh! Dan
jangan lupakan pertama kalinya kita bertemu dengan 2 kata sacral yang kini
rasanya bagaikan darah di tubuh kita; Debit dan Credit.
Beribu tanya tentang logika, atau bahkan ada
jiwa yang masih bertengkar tentang IPA-IPS. Ada yang citanya terelakan, ada
yang hatinya masih tersangkut di kehangatan ayah-bunda. Ingatkah kau? di pojok
kanan baris kedua ada gadis Pontianak yang bahkan pelit dalam bertutur, yang
dalam waktu 4 bulan menjadi gadis riang yang bahkan sulit berhenti bercanda.
Ah, sungguh banyak memori tak terduga yang terjadi. Kelas pendiam, julukan yang
kita terima di hari pertama kita, haha.. rasanya Bu I**** perlu
merevisinya. Semua memori itu kini
berputar dalam otakku bagai film tanpa suara
Kini sang waktu telah menjadi penawar, bagi
hati hati yang dulu terluka, bagi jiwa yang dulu bersembunyi, bagi ego yang
dulu membelenggu. Tak ada lagi aku dan kamu, karena kau adalah bagian dari
kebahagiaan dan dukaku, pun begitu dengan mu.
Perjalanan ini layaknya sebuah
rollercoaster, kawan. Dimulai dengan awal yang tenang, lalu menanjak, hingga
mencapai klimaks, kemudian kita terhempas dan kembali bagai siklus. Perjalanan
kita tak akan mulus, akan selalu ada kendala yang menghampiri, tapi kita semua
tau, itulah bumbu dari memori ini. Dan jangan khawatir kawan, ada lagrange yang
akan membantu kita menemukan tujuan optimal. Ingatlah, kau tak sendirian, ada
Tuhan dan 36 teman yang siap mendampingimu mengarungi luasnya samudra ini.
4 bulan bukan waktu yang lama pun singkat.
Ada 26 lembah dan bukit yang masih harus kita eksplorasi dan jelajahi. Hey! Aku
punya kau, pun dengan mu, lalu apa alasanmu untuk takut? Bersiaplah kawan,
genggam erat sayapku, itu, disana, pandanglah tujuan kita! kita akan terbang
bersama, ingatlah janji kita; no ones
left behind, siap? Mari kita jelajahi samudra benama PPA ini!
Gold, silver, diamond, and
even money aren’t the most valuable things. Somehow they will gone. Only the
true friend will last.
Bandar
Lampung, 2 Januari 2017, 10:26 PM (WIB)
(Zakia Prajani)
Gila gila.. Wkwkwkwk suka suka.. 😍😍
BalasHapusMantepp... Makasih ya 😊😊
HapusSelamat menjalani masa berkarya selama 2,5 tahunnya
BalasHapusMakasih Pak. Mohon bimbingannya hingga lulus :D
Hapus